Home

Sejarah

SEJARAH CAMBRIDGE SATU TELADAN

Dilandasi atas kesadaran bahwa prestasi akademis siswa SMAN 1 Yogyakarta pada waktu itu sudah berada pada posisi tertinggi, yang ditandai dengan jumlah siswa yang diterima di PTN rata-rata 93%, sekolah yang didukung oleh beberapa alumni di Yogyakarta berkeinginan agar kualitas alumni Teladan mampu bersaing di tingkat global. Artinya, kualitas alumni Teladan bisa diakui dunia internasional. Untuk itu, perlu ada upaya peningkatan kualitas alumni Teladan yang tidak hanya tingkat nasional tetapi sampai tingkat internasional. Pada tahun 2004, berdasarkan hasil studi banding ke beberapa sekolah internasional di Indonesia, rapat dewan guru, komite sekolah, dan beberapa alumni, dengan berdasar pada UU nomor 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 4 tentang penyelenggaran satuan pendidikan bertaraf, sekolah memutuskan untuk membuka Kelas Rintisan Bertaraf Internasional yang di-launching tahun ajaran 2004/2005.

Berkaitan dengan itu, diperlukan sebuah legitimasi dari pemerintah dan rujukan yang menjadi ukuran dari kualitas bertaraf internasional tersebut sehingga kualitas lulusan SMAN 1 Teladan Yogyakarta diakui dunia.

Untuk mendapatkan legitimasi dari pemerintah, setelah mengadakan pertemuan dengan alumni yang menjadi pejabat di pusat, salah satunya ada Sekjen Deplu, Bapak Jatnan,  di kantor Sekjen Deplu, sekolah yang didampingi beberapa alumni yang menjadi pejabat di pemerintah pusat menghadap Dirjen Dikdasmen untuk menyampaikan progam sekolah tersebut. Hasil dari konsultasi tersebut adalah bahwa Direktorat mempersilakan SMAN 1 Teladan Yogyakarta melanjutkan program tersebut sembari menunggu regulasi dari pemerintah.

Sedangkan untuk mendapatkan rujukan internasional, sekolah pernah mengadakan pertemuan dengan staff Kementrian Pendidikan Singapura di Yogyakarta, berkomunikasi dengan lembaga pendidikan internasional International Baccalaurate (IB) dan berkunjung ke Jakarta International School (JIS), dan SMAN 70 Jakarta yang sudah menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan internasional melalui SMA Al-Azhar Jakarta.

Secara kebetulan, launching bahwa SMAN 1 Teladan membuka Kelas Rintisan Bertaraf Internasional diketahui oleh Perwakilan Cambridge International Exammination (CIE) di Jakarta. Bapak Slamet dan istrinya, perwakilan CIE untuk Indonesia berkunjung ke SMAN 1 Teladan Yogyakarta untuk memperkenalkan program CIE. Akhirnya, gayung bersambut. SMAN 1 yogyakarta berminat dengan lembaga tetsebut dan mengajukan permohonan agar bisa menjadi Center of Cambridge.

Setelah diinvisitasi langsung dari Cambridge, SMAN 1 Yogyakarta menjadi Center of Cambridge dengan nomor keanggotaan ID 071 dan menjadi sekolah negeri pertama di indonesia menjadi Center dari Cambridge.

Angkatan pertama siswa teladan yg mengikuti ujian dari CIE mengambil kualifikasi IGCSE. Hasilnya cukup membanggakan karena ada siswa Teladan yang mendapatkan nilai terbaik peserta CIE di Indonesia untuk Kimia.

Dalam perkembangannya, beberapa sekolah lain, SMAN 1 Wonosari, SMAN 1 Surakarta, SMAN 1 Palopo Sulawesi Selatan, SMAN 1 Bogor, SMA dari Palembang, dan beberapa sekolah swasta mengikutkan siswa untuk ujian internasional di SMAN 1 yogyakarta. Hingga sampai sekarang SMAN 1 Teladan Yogyarta tetap sebagai Center Of Cambridge.